Blog ini diberi nama "Penghasilan Online dari Blog Yonas Muanley". Pemikiran mendalam dari nama blog ini disebabkan karena setelah bekerja selama bertahun-tahun sebagai dosen, lembaga pemberi kerja dengan berbagai kendala yang ditemui, sering memberi kompensasi (honor bulanan) apa adanya. Alasan utamanya adalah "pelayanan". Ini memang benar tetapi juga jangan berlindung di balik kata "pelayanan" dan tidak menghargai jerih lelah pekerja secara wajar (profesional).
Berdasar alasan profesionalisme, seorang dosen berjuang tanpa pamrih. Katakanlah melanjutkan studi. Pengalaman saya dalam studi S3 di salah satu STT di Semarang. Kadang saya berangkat dari Jakarta/stasiun Jatinegara dengan kereta dengan perjuangan yang cukup berat. Suatu saat hendak ke Semarang untuk kuliah, bertepatan pada waktu keberangkatan ada hari raya lebaran. Kereta waktu itu penuh, saya membeli tiket kelas bisnis tetapi tidak mendapat tempat duduk karena sudah habis terpakai penumpang lain. Saya harus berangkat karena esoknya akan kuliah di Semarang, waktu itu saya mendapat tempat berdiri berdekatan dengan WC kreta. Tidak ada pilihan lain selain pilihan mengambil tempat di situ. Saya berdiri sampai memasuki kota Semarang, jika sudah mengantuk maka saya tidur sambil duduk, bila ada yang hendak memakai WC maka sayapun harus berdiri dan menahan aroma WC. Intinyanya kuliahku di Semarang waktu itu sangat mengesankan dan juga sangat mengharukan. Harus berjuang sendiri untuk menyelesaikan biaya kuliah. Memang pernah dibantu oleh lembaga tempat saya bekerja (tempat lama). Lembaga tersebut menanggung setengah dari biaya kuliah saya waktu itu yang kisarannya Rp 30.000.000,00. itu berarti saya dibantu Rp 15.000.000,00 sisanya Rp 15.000.000,00 dan biaya PP selama kuliah ke Semarang dan biaya buku harus saya tanggung sendiri, termasuk biaya Ujian Negara (Ujian Disertasi) Rp 17.500.000,00 dan Wisuda Rp 5.000.000,00.
Biaya kuliah saya untuk S3 (D.Th. Bidang Pendidikan Agama Kristen) kalau saya totalkan maka sangat cukup untuk saya membeli mobil. Dengan kata lain bila pengeluaran saya yang diperkirakan Rp 75.000.000,00 untuk program Doktor saya sisihkan maka saya dapat membeli mobil baru ketimbang kuliah S3. Karena setelah selesai Doktorpun saya tidak mungkin menutupi Rp 75.000.000,00 dari hasil mengajar saya. Karena untuk sebagian komunitas STT, mengajar dipahami sebagai "pelayanan". Saya bekerjapun itu sulit untuk saya mencapai total nominal Rp 75.000.000,00. Apalagi honor bulanan dibawah standar, kadang Magister lebih tinggi honor bulanan dengan yang Doktor. Itulah pengalaman saya. Berbagai pengalaman itu mendorong saya untuk memikirkan secara mendalam tentang "penghasilan". Kapankan seorang bergelar Doktor dihargai secara profesional, secara khusus honor bulanannya? Sementara biaya kuliah Doktor begitu tinggi. Kini biaya kuliah Doktor yang paling rendah mungkin Rp 40.000.000,00. Kalau seorang diutus untuk mengikuti studi S3 dengan biaya sendiri dengan kondisi yang saya alami mungkin orang tidak mau mengambil program S3.
Berbagai kendala itu membuat saya merobah paradigma saya yaitu bahwa saya harus mengerjakan sesuatu pekerjaan yang hasilnya harus dihargai secara profesional. Saya harus memberdayakan kemampuan saya di bidang lain untuk dihargai secara profesional. Karena sulitnya mendapat pengakuan dan pelaksanaan profesionalisme atas kerja sebagai dosen yang sudah mendarah daging yaitu "pelayanan". Karena "pelayanan" diberi berapapun diterima saja karena "pelayanan". Ini bukan retorika tetapi pengalaman saya.
Atas dasar itu maka memberdayakan kemampuan di bidang internet dengan memanfaatkan halaman-halaman website gratis seperti: www.Blogspot.Com. Saya mencari apa yang disebut dengan "penghasilan Online". Saya berjuang sejak 2009 sampai kini dan akan terus berjuang sampai mengalami kebebasan finansial. Anakku pernah berdoa "TUHAN" berkati bapa dan Mamaku supaya mereka mendapat uang yang banyak dan kami bisa beli apa saja, main ke Taman Mini, Ancol dll." Sebuah doa yang mengharukan saya kiarena memang kenyataannya hasil mengajar dan kerja saya pas-pasan, tidak cukup untuk membeli mainan yang dirindukan anak saya, berlibur bersama keluarga, saya merenung dan berjuang. Pada Tahun 2013 saya mulai mendapat peluang penghasilan online dari Blog yang saya bangun bertahun-tahun, sering saya bekerja di depan laptop sampai subuh.
Puji Tuhan jerih paya itu membuahkan hasil, bulan Juli 2013 ada yang membeli produk saya dan langsung tranfer ke rekening saya, saya kadang dalam perjalanan mendapat sms pesanan atas produk saya dan terjadi transaksi (transfer ke rekening), saya bisa memonitor tranfer cukup dari hp saya. Saya mulai merasakan apa itu "penghasilan Online", kini orang mulai menghargai jerih lelah saya. Saya sering katakan kepada yang memesan produk saya bahwa saya bekerja secara profesional maka anda harus menghargai saya secara profesional. Kini saya Bosnya dan bertindak sebagai karyawan. Saya bebas mengatur kerja saya.
Hasil kerja Online itu menolong saya untuk membayar biaya sekolah anak saya, yang sulung naik kelas III dan harus membayar biaya tahunan Rp 3 jutaan, anak yang kedua harus membayar Rp 5 jutaan yaitu biaya masuk SMK swasta bidang Multimedia, saya juga bisa membeli mainan untuk anak dll.
Berdasarkan pengalaman-pengalaman ini maka saya ingin mereka yang senasip dengan saya dapat mengalami penghasilan di luar tempat kerjanya yaitu bekerja secara online dengan memanfaatkan blog gratis. Saya sarankan memakai blogspot.com karena saya sudah mengalaminya.
Salam
Dr. Yonas Muanley, M.Th.